Saya mungkin termasuk orang yang cukup periang dan bisa dibilang juga mampu membawa dampak positif bagi orang-orang disekitar saya. (Terlalu pede? Biar saja, setidaknya saya meyakini itu sebagai kelebihan dari diri saya)
Terkadang, dengan berbagai banyolan dan lelucon yang saya lontarkan, bisa membuat sekitar saya mengeluarkan sedikit senyuman bahkan tawa senang.
Merupakan kebahagiaan tersendiri melihat banyak senyum terpancar dari wajah-wajah orang yang saya taruh simpati. Kadang saya juga bisa membuat hari buruk seseorang menjadi hari baik baginya.
Tapi, bagaimanapun juga saya bisa membuat orang berbahagia, saya pun juga manusia. Saya punya sentimentil tersendiri yang tidak bisa digeneralisasikan dengan banyak orang.
Bercanda ada batas, untuk menjaga perasaan yang tersembunyi. Kala beberapa orang menganggap remeh pengetahuan saya ketika hanya "kekonyolan" yang saya tampilkan, memanggil saya dengan suatu sebutan yang menurut saya itu adalah bagian dari ekspresi hati, bahkan menyebut saya lemah karena tak dapat melakukan berbagai aktivitas, yang mana saya tahu kadar fisik saya sendiri.
Perasaan-perasaan yang tidak sesuai dengan diri dan membuat saya tidak nyaman, dengan gampangnya mereka melontarkan kata-kata "Baper". Kalian tidak pernah tahu isi hati saya dan orang lain. Menurut kalian mungkin ini bisa dijadikan tawa renyah, tapi mungkin bagi saya kalian menyentuh hati saya yang terlemah.
Saya tidak marah, apalagi "Baper" yang sering kalian sebut, tidak ada hak bagi saya seorang badut kalian.
Saya hanya bercerita, karena saya tidak sebercanda itu.
Terkadang, dengan berbagai banyolan dan lelucon yang saya lontarkan, bisa membuat sekitar saya mengeluarkan sedikit senyuman bahkan tawa senang.
Merupakan kebahagiaan tersendiri melihat banyak senyum terpancar dari wajah-wajah orang yang saya taruh simpati. Kadang saya juga bisa membuat hari buruk seseorang menjadi hari baik baginya.
Tapi, bagaimanapun juga saya bisa membuat orang berbahagia, saya pun juga manusia. Saya punya sentimentil tersendiri yang tidak bisa digeneralisasikan dengan banyak orang.
Bercanda ada batas, untuk menjaga perasaan yang tersembunyi. Kala beberapa orang menganggap remeh pengetahuan saya ketika hanya "kekonyolan" yang saya tampilkan, memanggil saya dengan suatu sebutan yang menurut saya itu adalah bagian dari ekspresi hati, bahkan menyebut saya lemah karena tak dapat melakukan berbagai aktivitas, yang mana saya tahu kadar fisik saya sendiri.
Perasaan-perasaan yang tidak sesuai dengan diri dan membuat saya tidak nyaman, dengan gampangnya mereka melontarkan kata-kata "Baper". Kalian tidak pernah tahu isi hati saya dan orang lain. Menurut kalian mungkin ini bisa dijadikan tawa renyah, tapi mungkin bagi saya kalian menyentuh hati saya yang terlemah.
Saya tidak marah, apalagi "Baper" yang sering kalian sebut, tidak ada hak bagi saya seorang badut kalian.
Saya hanya bercerita, karena saya tidak sebercanda itu.
Comments
Post a Comment