Ketika mulut tak bisa berkata, betapa rindu ini menyiksa.
Melihat dirimu jauh disana, dan disini tak bisa berbuat apa-apa.
Yang terlihat hanya paras dirimu yang terkirim dari sebuah teknologi, dan aku hanya bisa tersenyum iri.
Iri ku bukanlah memandang dirimu bahagia pergi entah kemana, namun iri ku hanya tak bisa menemani atau sekedar hadir disana.
Jauh dalam lubuk hati aku ingin menangis, tapi tak ingin terlihat miris.
Berusaha selalu menyemangati mu dari pisahan jarak, tapi apa daya hati tetap terkoyak.
Rindu dan tak bisa apa-apa hanya membuat ku kesal, rasanya ingin berteriak dan mengumpat "Sial!"
Engkau menginginkan hadirku dan ragaku di sisi mu, namun hanya ada kabar tersurat yang ku kirim tak jemu.
Aku tak ingin menjadi beban pikiran, hanya ingin menjadi rumah sandaran.
Senyumku hanya alibi persembunyian kesedihan, tapi ternyata rindu yang tetap mengalahkan.
Cepat pulang, pinta ku yang tersayang.
Comments
Post a Comment