Berbicara tentang waktu, ah... Waktu itu punya keajaibannya sendiri. Saya sering menganggap remeh waktu, karena rutinitas yang setiap harinya terjadi secara monoton, saya berpikir bahwa waktu yang saya lalui hanya itu-itu saja. Membayangkan waktu yang saya jalani terkadang terasa kosong, tidak ada suatu hal yang membuat menjadi istimewa.
Tapi, siapa disangka dengan waktu akhirnya saya menemukan tambatan hati, yang kini dalam waktu dekat akan menjadi pasangan hidup selamanya.
Waktu itu, sebelum semua nya terjadi, saya menggumam dalam hati,
"Mana mungkin cowok kayak gitu mau sama gue?" dengan tatapan mata yang menjurus lurus tepat ke arah perempuannya saat itu. Saya hanya bisa terkekeh sinis lalu memalingkan muka.
Lalu, waktu mulai menunjukkan keajaibannya. Hari demi hari, muncul kejadian-kejadian yang tidak pernah saya pikirkan. Saya diperkenankan untuk mengenalnya, dan akhirnya menjadi dekat.
Waktu menjawab semua keraguan saya dengan cuma-cuma, segampang membalikan telapak tangan. Awalnya, waktu memberi saya ujian dan cobaan ketika perempuannya saat itu tidak bisa merelakan kekasih saya untuk meninggalkannya. Saya sempat merasa kecewa dan marah pada waktu, mengapa ia tidak menyembuhkan hati perempuan itu secepat mungkin? Saya hanya berharap bahwa kala itu, waktu dapat memulihkan rasa sakit dan ketidak ikhlas-an pada perempuannya.
Hal yang sama juga terjadi pada laki-laki saya saat itu, ia tidak mau melepaskan saya untuk menjadi lebih berbahagia. Ia egois. Ia hanya ingin semua doa-doa dan keinginannya terpenuhi dengan segala cara yang ia lakukan untuk tetap memaksa saya berada di sisinya. Lagi, saya marah dengan waktu mengapa tidak segera menyelesaikan permasalahan ini?
Namun, waktu mengajarkan saya untuk bersabar, bahwa pada akhirnya segala sesuatu yang saya alami akan ada ujungnya. Hari demi hari, minggu demi minggu, saya dan kekasih saya berjuang bersama untuk menyelesaikan masalah yang kami hadapi. Waktu mempererat hubungan kami berdua untuk tetap bersama apapun yang akan terjadi, hingga akhirnya kami bisa bersama dengan ketenangan.
Untuk semua peristiwa dalam hidup saya, yang begitu banyak memori dan kenangan serta masa depan, saya hanya ingin berterima kasih pada Waktu.
Tapi, siapa disangka dengan waktu akhirnya saya menemukan tambatan hati, yang kini dalam waktu dekat akan menjadi pasangan hidup selamanya.
Waktu itu, sebelum semua nya terjadi, saya menggumam dalam hati,
"Mana mungkin cowok kayak gitu mau sama gue?" dengan tatapan mata yang menjurus lurus tepat ke arah perempuannya saat itu. Saya hanya bisa terkekeh sinis lalu memalingkan muka.
Lalu, waktu mulai menunjukkan keajaibannya. Hari demi hari, muncul kejadian-kejadian yang tidak pernah saya pikirkan. Saya diperkenankan untuk mengenalnya, dan akhirnya menjadi dekat.
Waktu menjawab semua keraguan saya dengan cuma-cuma, segampang membalikan telapak tangan. Awalnya, waktu memberi saya ujian dan cobaan ketika perempuannya saat itu tidak bisa merelakan kekasih saya untuk meninggalkannya. Saya sempat merasa kecewa dan marah pada waktu, mengapa ia tidak menyembuhkan hati perempuan itu secepat mungkin? Saya hanya berharap bahwa kala itu, waktu dapat memulihkan rasa sakit dan ketidak ikhlas-an pada perempuannya.
Hal yang sama juga terjadi pada laki-laki saya saat itu, ia tidak mau melepaskan saya untuk menjadi lebih berbahagia. Ia egois. Ia hanya ingin semua doa-doa dan keinginannya terpenuhi dengan segala cara yang ia lakukan untuk tetap memaksa saya berada di sisinya. Lagi, saya marah dengan waktu mengapa tidak segera menyelesaikan permasalahan ini?
Namun, waktu mengajarkan saya untuk bersabar, bahwa pada akhirnya segala sesuatu yang saya alami akan ada ujungnya. Hari demi hari, minggu demi minggu, saya dan kekasih saya berjuang bersama untuk menyelesaikan masalah yang kami hadapi. Waktu mempererat hubungan kami berdua untuk tetap bersama apapun yang akan terjadi, hingga akhirnya kami bisa bersama dengan ketenangan.
Untuk semua peristiwa dalam hidup saya, yang begitu banyak memori dan kenangan serta masa depan, saya hanya ingin berterima kasih pada Waktu.
Comments
Post a Comment