Skip to main content

Ego

Jangan mainkan ego mu untuk seseorang yang lebih lemah darimu
Jangan menangkan ego mu untuk mengalahkan seseorang yang akan menyerah pada keadaan

Menurut saya, ego mu adalah hal yang paling buruk diantara yang terburuk. Ego yang kamu perjuangkan hanya membuat sekeliling mu merasa terancam. Dunia sudah jahat, kamu sebaiknya berhenti menjadi bagian dari kejahatan itu. Memenangkan ego yang salah hanya akan menjadi bumerang untuk mu suatu saat nanti. Ketika tidak ada lagi yang percaya akan kata-kata dan tipu daya mu, jangan salahkan seseorang atau bahkan semua orang akan kehancuran mu. 

Hal-hal yang kamu kehendaki tidak semua harus dipenuhi, ada yang harus kamu korbankan. Jangan paksakan apa yang tidak kamu dapat, karena tidak semua orang mampu untuk memenuhi apa yang kamu mau. Sekelilig mu juga butuh hidup, Kawan. Tidak hanya kamu. Kamu harus berhenti bergantung pada sekeliling mu. Akan ada saatnya, satu persatu yang kamu andalkan akan pergi meninggalkan mu, ke tempat yang jauh dari kejahatan dunia. Lalu, kamu akan menggantungkan semua harapan dan kebutuhan mu kepada siapa? Ego mu? Siapa? 

Coba tanyakan pada dirimu, pada keegoisanmu, apa yang akan kamu lakukan ketika semua nya pergi dari sisimu. Menangkan saja terus menerus keegoisanmu, hingga semua orang pada akhirnya akan muak dengan semua drama yang kamu perankan. 

Bagi saya, kamu hanya seseorang yang datang ketika ego mu membutuhkan sesuatu. Sepertinya sudahcukup. Saya, bersama banyak orang yang menyayangi saya akan melawan semua egoisme yang kamu tampilkan. Buang jauh sebelum semuanya terlambat, Ego.

Comments

Popular posts from this blog

Di Depan

Ada apa sih di depan? Ya, ada masa depan saya. Memang belum terlihat, dan memang tidak akan mungkin saya bisa melihat masa depan. Namun yang saya yakini pasti adalah, apa yang saya kerjakan saat ini dan saya alami saat ini sudah menunjukan kira-kira masa depan saya seperti apa. Dalam umur saya yang masih menginjak di angka 21, belum banyak prestasi yang saya dapatkan. Saya sempat merasa minder karena saya belum bisa meraih prestasi-prestasi yang mungkin orang lain sudah dapatkan. Kebodohan saya waktu itu adalah saya selalu membandingkan diri saya terhadap orang lain, dimana orang lain tersebut adalah orang yang pernah menjadi bagian dari diri pasangan saya. Saya merasa dirinya lebih hebat dan lain sebagainya karena telah banyak mendapatkan penghargaan, serta terlihat berwawasan luas. Ia telah menyelesaikan S2 nya dan memiliki pikiran dewasa, sempat saya berpikir pasangan saya lebih cocok dengannya, karena faktor umur mereka yang tidak terlalu jauh, serta kecocokan dari cara berpikirn...

Bucin

Apa sih Bucin? Kata ini kerap terdengar dikalangan masyarakat sekarang, dan terkadang saya juga dijuluki "Bucin" ini. Kepanjangan dari kata ini tidak lain adalah Budak Cinta. Lalu, mengapa banyak orang mengatakan hal ini kepada pasangan-pasangan yang sedang jatuh cinta sedemikian rupa? Hmm. Kata orang Bucin itu adalah orang yang apa-apa selalu memberi prioritas utama pada pasangannya. Pertanyaannya, ada yang salah dengan menjadikan tambatan hatinya sebagai prioritas? Bagi saya tidak. Tingkah laku seperti apa yang bisa membuat seseorang dikatakan "Bucin" ? Dari pengalaman saya, saya akan coba tuliskan disini. 1. Mengabari pasangan saya kapanpun dan dimanapun.     Aneh menurut saya hal ini dikatakan sebagai "Bucin" things. Padahal tujuan dari mengabari pasangan adalah agar pasangan kita tidak merasa khawatir dan dapat memantau keberadaan kita, sehingga jika terjadi sesuatu hal yang darurat pasangan kita akan tahu keberadaan kita  dan bisa segera men...

Telinga Yang Tak Pernah Lelah Mendengar

Ketika lidahku tidak bisa ku redam, keluhku, resahku, khawatirku, ada telinga yang siap mendengar setiap saat. Aku tahu, ada kalanya telinga itu lelah mendengar, lelah menangkap kata-kata ku, lelah berpaku pada keluhku. Terkadang aku hanya mau ditenangkan dan dipeluk, tapi aku sadar sabar mu ada batasnya, nasihatmu ada titiknya yang mengharuskan ku menata hatiku sendiri bagaimana aku bisa mengolah perasaanku. Selain telinga mu, aku juga punya tempat mengadu dan berkeluh yang lebih besar kuasanya. Aku punya Tuhan. Walaupun terkadang, aku sebagai manusia yang seperti tidak tahu diri, hanya mengeluh, berkeluh dan berpeluh, tapi dibalik itu, aku selalu berusaha menyematkan syukurku, terimakasihku, dan sukacita ku.  Memang, hanya keluhku yang aku lihatkan, namun sebenarnya dalam hatiku yang terdalam aku selalu berusaha mengucap syukur dan bahagiaku. Tolong, jangan pernah lelah mendengarku, walau aku tahu semua itu ada batasnya.