Saya paham kemampuan bercerita seseorang akan berbeda satu sama lain. Menurut saya, tulisan saya sudah cukup menceritakan kebahagiaan saya, kesedihan bahkan amarah saya. Saya tidak cakap dalam menggunakan frasa-frasa yang katanya zaman sekarang disebut "aesthetic" atau mungkin "artistic" ? Saya kurang paham.
Pernah suatu kali saya membaca sebuah karya seseorang yang saya tidak kenal secara personal, namun saya tau cerita dia. Indah. Bagus. Frasa yang digunakan juga sempurna, saya suka membacanya. Karya nya begitu kreatif, diselingi berbagai foto yang juga aesthetic, bahkan untuk foto pemandangan pun saya tidak bisa. Saya selalu dimaki teman-teman saya ketika saya diberikan kepercayaan untuk mengambil gambar mereka, hasilnya? Ya ada wajah-wajah mereka, namun tidak sesuai angle nya. Haha. Kembali lagi dengan cerita dia. Saya selalu suka ketika saya harus membaca tulisan-tulisan yang dibarengi dengan gambar-gambar yang bagus, menurut saya cerita dia berhasil dan menarik. Dia pintar menulis, batin saya. Dan kreatif, tambah saya.
Namun, ada satu hal yang membuat cerita itu menjadi tidak menarik buat saya. Bahkan membuat saya merasa diposisi tidak aman. Bukan karena saya merasa tersaingi, karena bagi saya menulis dan bercerita adalah hak setiap orang. Mungkin kata yang lebih tepat selain dari kata aman adalah saya tidak nyaman. Mengetahui cerita dia berhubungan erat dengan pertemuan pertamanya dengan laki-laki saya. Sebenarnya itu bukan masalah besar, karena saya pun juga dulu sering menceritakan mantan kekasih saya di blog. Tapi anehnya, hati saya seakan terkoyak mengetahui dia pun juga pernah berbahagia dan berbagi cerita dengan laki-laki pujaan hati saya. Saya baca berulang kali, hingga saya bisa memaknai betapa dia sangat jatuh cinta. Jatuh cinta dengan kekasih saya. Cerita dia menunjukkan betapa dia sangat bahagia ketika berhadapan dan bercengkerama dengan kekasih hati saya. Bukan saya mempermasalahkan. Bukan. Memang salah saya mencari tahu yang tidak seharusnya dikulik. Namanya juga perempuan, haha.
Bagaimanapun juga, kekasih saya pernah menjadi bagian dari diri orang lain. Pernah berbagi kasih dan hati satu sama lain, dan wajar bila dia menceritakan kebahagiaan yang dia rasakan. Terlebih daripada rasa tidak nyaman ini, saya menyukai cerita dia.
Comments
Post a Comment