Siapa aku?
Aku hanya tau namaku, tapi tidak mengenal diriku
Aku hanya tau kebiasaan hari-hariku, tapi tidak menemukan talentaku
Aku krisis diri.
Aku tidak tau siapa aku, tolong jelaskan.
Aku selalu merasa diriku kurang, entah apalagi yang aku mau
Lengkap, tidak ada cacat.
Standar kecantikan mungkin membuatku seperti ini
Sempurna, kalau kata mereka
Haha, jauh dari sempurna
Ya, aku memang
Tidak berkulit putih, tidak berambut panjang, tidak berbadan ideal
Selain daripada itu, aku tidak perduli.
3 faktor diatas yang selalu membuatku mengeluh akan hidupku yang sudah terberkati.
Tidak merasa pantas jika harus bersanding dengan laki-laki ku, karena kondisiku seperti ini.
Lalu lalang wanita diluar sana membuat diriku merasa kecil, tidak sempurna, dan tidak membanggakan.
Mereka ini, mereka itu.
Aku tidak seperti ini, tidak seperti itu.
Tidak ada memang yang mengeluhkan keadaanku sekarang ini, termasuk lelaki terbaik ku. Ia sosok yang benar-benar selalu meyakinkan bahwa tidak apa-apa untuk menjadi diriku sendiri, berkembanglah, dan berjuanglah.
Jujur, krisis diri ini melelahkan
Pribadiku lelah harus mengucilkan diri sendiri
Lelaki terhebatku lelah harus selalu membangkitkan semangatku
Namun tetap, dari semua ini, pasti aku yang lebih lelah.
Merasa bukan siapa-siapa sendiri, bergulat dengan pikiran bodohku sendiri, berusaha memenangkan percaya diriku atas kekuranganku, sendiri.
Sulit bukan? Harus melontarkan argumen dalam hati, dari 1 orang yang sama, 1 pribadi. Aku.
Siapapun tolong sadarkan aku, bahwa aku berharga, bahwa aku pantas untuk lelaki terbaik ku, bahwa aku adalah pribadi yang bisa dibanggakan, bahwa aku tidak perlu mengalami krisis diri.
Aku hanya tau namaku, tapi tidak mengenal diriku
Aku hanya tau kebiasaan hari-hariku, tapi tidak menemukan talentaku
Aku krisis diri.
Aku tidak tau siapa aku, tolong jelaskan.
Aku selalu merasa diriku kurang, entah apalagi yang aku mau
Lengkap, tidak ada cacat.
Standar kecantikan mungkin membuatku seperti ini
Sempurna, kalau kata mereka
Haha, jauh dari sempurna
Ya, aku memang
Tidak berkulit putih, tidak berambut panjang, tidak berbadan ideal
Selain daripada itu, aku tidak perduli.
3 faktor diatas yang selalu membuatku mengeluh akan hidupku yang sudah terberkati.
Tidak merasa pantas jika harus bersanding dengan laki-laki ku, karena kondisiku seperti ini.
Lalu lalang wanita diluar sana membuat diriku merasa kecil, tidak sempurna, dan tidak membanggakan.
Mereka ini, mereka itu.
Aku tidak seperti ini, tidak seperti itu.
Tidak ada memang yang mengeluhkan keadaanku sekarang ini, termasuk lelaki terbaik ku. Ia sosok yang benar-benar selalu meyakinkan bahwa tidak apa-apa untuk menjadi diriku sendiri, berkembanglah, dan berjuanglah.
Jujur, krisis diri ini melelahkan
Pribadiku lelah harus mengucilkan diri sendiri
Lelaki terhebatku lelah harus selalu membangkitkan semangatku
Namun tetap, dari semua ini, pasti aku yang lebih lelah.
Merasa bukan siapa-siapa sendiri, bergulat dengan pikiran bodohku sendiri, berusaha memenangkan percaya diriku atas kekuranganku, sendiri.
Sulit bukan? Harus melontarkan argumen dalam hati, dari 1 orang yang sama, 1 pribadi. Aku.
Siapapun tolong sadarkan aku, bahwa aku berharga, bahwa aku pantas untuk lelaki terbaik ku, bahwa aku adalah pribadi yang bisa dibanggakan, bahwa aku tidak perlu mengalami krisis diri.
Comments
Post a Comment