Kakak? Saudara? Persetan. Bukan, kamu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa dikehidupan saya. Sosok yang saya cari ketika akhirnya Tuhan percayakan memanggil Ayah kepangkuanNya, tidak ada. Seseorang yang mau berkorban untuk melindungi saya, terutama Ibu, tidak pernah saya rasakan. Kabar darimu seakan-akan mahal harganya. Kamu dimana ketika saya harus melewati masa remaja saya, yang mana saya harus mendapat kasih dari sosok perempuan (Ibu) dan laki-laki (Ayah). Saya bergelut sendiri, mencari tau mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan, walaupun tetap Ibu saya mengarahkan saya. Saya tersakiti sendiri ketika harus dipertemukan dengan kenyataan-kenyataan yang pahit. Saya selalu mencari sosok laki-laki itu, pernah saya berharap untuk dapat bergantung dengan mu, namun sepertinya salah ya untuk berharap? Akhirnya, rasa kosong itu sudah meluputi saya 6 tahun lalu. Terbiasa. Ketika saya akhirnya mendapatkan sosok laki-laki baru yang bisa menggantikan posisi mu, kamu berontak. Ke...