Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2018

Kau sebut kamu siapa?

Kakak? Saudara? Persetan. Bukan, kamu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa dikehidupan saya. Sosok yang saya cari ketika akhirnya Tuhan percayakan memanggil Ayah kepangkuanNya, tidak ada. Seseorang yang mau berkorban untuk melindungi saya, terutama Ibu, tidak pernah saya rasakan. Kabar darimu seakan-akan mahal harganya.  Kamu dimana ketika saya harus melewati masa remaja saya, yang mana saya harus mendapat kasih dari sosok perempuan (Ibu) dan laki-laki (Ayah). Saya bergelut sendiri, mencari tau mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan, walaupun tetap Ibu saya mengarahkan saya. Saya tersakiti sendiri ketika harus dipertemukan dengan kenyataan-kenyataan yang pahit. Saya selalu mencari sosok laki-laki itu, pernah saya berharap untuk dapat bergantung dengan mu, namun sepertinya salah ya untuk berharap? Akhirnya, rasa kosong itu sudah meluputi saya 6 tahun lalu. Terbiasa. Ketika saya akhirnya mendapatkan sosok laki-laki baru yang bisa menggantikan posisi mu, kamu berontak. Ke...

Krisis Diri

Siapa aku? Aku hanya tau namaku, tapi tidak mengenal diriku Aku hanya tau kebiasaan hari-hariku, tapi tidak menemukan talentaku Aku krisis diri. Aku tidak tau siapa aku, tolong jelaskan. Aku selalu merasa diriku kurang, entah apalagi yang aku mau Lengkap, tidak ada cacat. Standar kecantikan mungkin membuatku seperti ini Sempurna, kalau kata mereka Haha, jauh dari sempurna Ya, aku memang Tidak berkulit putih, tidak berambut panjang, tidak berbadan ideal Selain daripada itu, aku tidak perduli. 3 faktor diatas yang selalu membuatku mengeluh akan hidupku yang sudah terberkati. Tidak merasa pantas jika harus bersanding dengan laki-laki ku, karena kondisiku seperti ini. Lalu lalang wanita diluar sana membuat diriku merasa kecil, tidak sempurna, dan tidak membanggakan. Mereka ini, mereka itu. Aku tidak seperti ini, tidak seperti itu. Tidak ada memang yang mengeluhkan keadaanku sekarang ini, termasuk lelaki terbaik ku. Ia sosok yang benar-benar selalu meyakinkan bahwa t...

Waktu

Saya tidak pernah menyangka betapa waktu sangat berjasa bagi hidup saya. Sakit-menyakiti, waktu yang ambil alih Berdiri-tersungkur, wanktu yang mengangkat Senyum-tangis, waktu yang menemani Saya dengan waktu, akhirnya bisa menemukan laki-laki ku Karena waktu, saya akhirnya bisa mengenal pribadinya lebih luas lagi Masa laluku, akhirnya dibantu dengan waktu untuk melupakan dan kini saya berbahagia Tapi terkadang, waktu membuat saya menyerah. Menyerah karena harus merelakan waktu yang terus berjalan, hingga laki-laki ku harus kembali pulang Menyerah karena saya harus menahan rasa rindu menunggu sosok itu datang kembali Menyerah karena waktu tidak mau berhenti sejenak, ketika ia dalam pelukan Hai waktu, teruslah berjalan hingga hari besar itu datang Jangan lelah berdetik, karena tiap detikmu membuat saya selalu bersyukur telah menemukan dan menjadi pasangan bagi laki-laki terbaik ku Waktu, terima kasih

Melupakan dan Terlupakan

Kisah yang akan saya akan ceritakan, tidak jauh dari masalah hati. Kata orang-orang, hati-hati kalau masalah hati. Ternyata memang benar ya pepatah itu, harus bisa menjaga hati manusia lain, mau sebagai kawan atau lawan. Kalau dibaca dari judul cerita ini "Melupakan dan Terlupakan" akan jadi banyak asumsi yang berlalu lalang dipikiran, tapi disini, saya mau meminta atau lebih memohon seseorang disana, untuk melupakan. Bukan melupakan saya, saya siapa hingga sulit dilupakan? Haha.  Sebelum lebih jauh, saya tau rasanya mencoba melupakan, saya tau rasanya berjuang untuk mengubur sosok yang selalu hadir dan sosok yang menjadi harapan, saya paham harus membuang banyak tissue untuk mengenang sosok yang dicintai. Tapi, saya juga harus tau, melupakan itu penting. Ketika hidup harus lebih maju, harus lebih realistis, dan ketika sosok yang kamu puja setengah mati sudah memiliki tambatan hati. Bukan masalah egois dari pihak saya, tapi apakah nyaman jika saya dan kekasih menjalank...