Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

Kamu Berharga

Hai kamu, Masalah yang kamu alami tak serta merta menjadikan kamu manusia yang tak berguna. Segala usaha dan kerja yang sudah kamu lakukan sepanjang perjalanan hidupmu tak kan hilang dalam satu hari jika kamu tak mampu menyelesaikannya. Berguna dan berharga tak melulu soal uang. Perilaku dan sopan santun mu yang menjadikan dirimu sosok panutan di setiap kalangan. Entah apa yang membuatmu berpikir bahwa kehadiranm tidak menjadikan dirimu orang yang bermanfaat bagi orang lain. Tak lihatkah dirimu bahwa ada saya yang selalu menjadi penggemar nomor satu? Tak sadarkah dirimu bahwa ketika ada ragamu saja saja saya sudah bisa tertawa? Tak tahukan dirimu bahwa setiap kata yang kamu ucapkan ternyata berguna bagi pengetahuan saya yang tak ada? Lihat dan perhatikan sekelilingmu yang selalu mencintai diri dan kepribadianmu.  Teruslah berusaha tanpa harus menyalahkan keadaan, karena kamu berharga. -Dari anak kecil yang selalu berusaha ceria

Bucin

Apa sih Bucin? Kata ini kerap terdengar dikalangan masyarakat sekarang, dan terkadang saya juga dijuluki "Bucin" ini. Kepanjangan dari kata ini tidak lain adalah Budak Cinta. Lalu, mengapa banyak orang mengatakan hal ini kepada pasangan-pasangan yang sedang jatuh cinta sedemikian rupa? Hmm. Kata orang Bucin itu adalah orang yang apa-apa selalu memberi prioritas utama pada pasangannya. Pertanyaannya, ada yang salah dengan menjadikan tambatan hatinya sebagai prioritas? Bagi saya tidak. Tingkah laku seperti apa yang bisa membuat seseorang dikatakan "Bucin" ? Dari pengalaman saya, saya akan coba tuliskan disini. 1. Mengabari pasangan saya kapanpun dan dimanapun.     Aneh menurut saya hal ini dikatakan sebagai "Bucin" things. Padahal tujuan dari mengabari pasangan adalah agar pasangan kita tidak merasa khawatir dan dapat memantau keberadaan kita, sehingga jika terjadi sesuatu hal yang darurat pasangan kita akan tahu keberadaan kita  dan bisa segera men...

Laki - laki itu dan Perempuan Biasa

Laki-laki itu tidak pernah tahu bagaimana ia begitu dicintai perempuan biasa ini. Mungkin, sebenarnya ia tahu karena acap kali sang perempuan selalu menyerukan perasaannya disetiap waktu. Laki-laki itu hanya mampu terkekeh melihat tingkah unik tidak biasa yang selalu dapat menyunggingkan senyum manis di bibirnya, siapa lagi sumbernya kalau bukan perempuan biasa ini. Laki-laki itu hanya bisa pasrah memberikan tubuh sigapnya ketika tanpa aba-aba perempuan biasa ini berlari seraya memeluknya. Dan, Perempuan biasa ini selalu meyakini bahwa laki-laki itu mencintainya sebesar cinta yang perempuan ini miliki. Perempuan biasa ini berjanji dalam akar hatinya yang paling dalam, bahwa ia akan mampu hadir setiap saat disisi laki-laki itu untuk menorehkan senyum yang menjadi favoritnya. Lalu, satu lagi tentang laki-laki itu... Ia adalah sosok berharga dalam hidup perempuan biasa ini.

Lelah.

Bahkan ketika saya hanya bisa menundukan kepala tanda tak mampu melawan rasa amarah, saya cuma terdiam, pasrah akan perlawanan batin. Kemarahan pada diri saya sendiri, karena saya tak dapat mengalahkan ego saya sebagai pribadi yang tidak percaya diri. Menurut saya, dalam diri ini masih plin-plan dan tidak punya pendirian. Terkadang saya bisa menampilkan sisi kebahagiaan saya yang membuat orang lain berpikir "Mana mungkin orang seperti ini adalah orang yang insecure,". Tapi apakah kalian tau, bahwa ternyata saya adalah manusia paling insecure dan saya marah akan itu. Saya bisa menangis sendiri, melarikan diri dari keramaian hanya untuk menuruti perasaan bodoh ini. Saya selalu menyalahkan kenapa saya begini kenapa saya begitu, menerawang dalam benak mengapa ia mampu begitu dan begini. Selalu membandingkan diri saya dengan orang lain sampai sisi batin yang lain muak tentang keluhan ini. Saya tidak mau menjadi orang yang tidak mensyukuri Mahakarya Tuhan, saya selalu berpikir ...

Sebatas Bibir

Kata itu tak dapat saya ucapkan. Bibir ini terasa rapat tak ingin bersuara, meski nyatanya ada sebuah teriakan. 1 kata yang sebenarnya adalah kejujuran, tapi entah mengapa terasa sulit. Maksud hati hanya ingin menjadi konsumsi pribadi, namun jadi penyakit diri. Diri yang tidak mampu lagi menahan sakitnya tak dapat menyampaikan isi dihati. Kata itu akan menjadi satu kata yang terhenti sampai sebatas bibir. Hingga kamu tidak perlu tahu sebenarnya teriakan apa yang saya tahan.